>>tunggulah aku disisiNya, tenanglah<<
Dauzan Farouk (81 thn), sosok ini bukanlah seorang selebritis, bintang AFI atau idol yang setiap hari menghiasi layar teve. Dari tubuh rentanya telah terlahir sebuah pencerahan akan arti sesungguhnya yaitu berjuang. Di usianya yang telah sepuluh windu dia bersepeda membagikan buku untuk memberikan pencerahan ilmu sesungguhnya. Setiap lapisan masyarakat dia sentuh, mulai dari anak sekolah, mahasiswa, kuli pasar, tukang becak menjadi target konsumennya. Lewat tangan telatennya telah lahir taman bacaan MABULIR, Kauman, Yogya. Saat ini Mbah Dauzan (panggilan akrabnya) telah mengelola 27 pusat belajar. Hebatnya lagi semua biaya operasional dia tanggung sendiri dengan uang pensiunnya. Bahkan saat ini untuk mengaji dua orang karyawannya dia menggunakan uang simpanan yang sedianya akan digunakan untuk berhaji yang kedua kalinya. Beginilah seharusnya generasi muda meneladani arti pejuangan untuk bangsa dari seorang Dauzan Farouk. Akan merasa kerdil diri ini jika dibanding dengan apa yang telah ...